Friday, May 3, 2013

Nitisemito-Potret Kapitalis Bumi Putra Indonesia



Nitisemito adalah potret seorang sosok pengusaha pribumi yang berhasil di jaman penjajahan Belanda. Sangatlah mengesankan menyimak kisah perjalanan hidup dari saudagar rokok kretek Cap Bal Tiga ini, semangat juang untuk usaha dan membesarkan usaha serta strategi pemasarannya adalah ilmu yang bermanfaat untuk kita pelajari.
Nitisemito yang pada masa kecilnya bernama Rusdi dibesarkan dari keluarga Haji Sulaiman, seorang kepala kampung di Jagalan Kudus. Ia merupakan putra bungsu dari dua bersaudara yang lahir pada tahun 1863. Jika dilihat dari nama ayahnya, maka ia dibesarkan dari keluarga yang taat beragama. Jika dikaitkan dengan etos kerja Islam, maka Nitisemito dibentuk atas dasar nilai-nilai kedisiplinan dan ketekunan dalam agama Islam. Hal itu diperkuat lagi, ia sama sekali tidak mengenyam pendidikan formal ala barat.
Jiwa kewirausaan Nitisemito semakin kuat setelah dibentuk oleh lingkungan kerja. Semula Nitisemito bekerja sebagai carik di Desa Jagalan karena usaha ayahnya. Akan tetapi ia merasa tidak cocok bekerja sebagai administrator, sehingga hanya dalam hitungan bulan ia telah mengundurkan diri sebagai carik dan pergi merantau ke Jawa Timur. Di daerah Mojokuto, Nitisemito berdagang pakaian terutama celana kolor ukuran pendek untuk konsumsi petani.
Pada tahun 1894 ia menikah dengan gadis pujaannya dari Kudus bersama Nasilah. Bersama Nasilah ia mengembangkan bakat wirausahanya dengan membuka warung dirumahnya. Barang dagangan yang dijual adalah barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, gula, teh, kopi. Usaha itu pada tahun 1904 diperluas dalam bentuk persewaan dokar, jual beli tembakau, jual beli ternak kerbau, dan sebagainya.
Nitisemito yang semula merupakan pengusaha warung kopi, memiliki bakat dalam melinting rokok klobot. Rokok klobot yang dihasilkan ternyata memiliki prospek yang baik, banyak langgananya yang menikmati rokok klobot di warung kopinya merasa nyaman menikmati rokok hasil lintinganya. Sebaran informasi tentang nikmatnya rokok klobot buatan Nitisemito mulai meluas dalam sejumlah kecil pecandu rokok di masyarakat Kudus.
Melihat prospek yang begitu bagus dan atas anjuran para pelanggan dan sahabatnya, Nitisemito secara khusus menggeluti dunia rokok sebagai mata pencaharian pokok. Ia secara khusus membuat rokok yang dijual di warungnya. Kebiasaan merokok yang berkembang dalam masyarakat Kudus, dan Indonesia pada umumnya merupakan peluang yang begus bagi perkembangan rokok Nitisemito. Rokok yang semula tanpa merek itu kemudian diberi merek dengan tujuan sebagai alat identifikasi dan strategi proteksi. Semula merk rokok yang diberikan adalah Soempil dengan gambar segitiga, kemudian berubah menjadi Djeruk dan akhirnya menjadi Bal Tiga.
Manajemen yang dikembangkan untuk mengelola perusahaanya menggunakan sistem abon. Dalam sistem abon, perusahaan dikelola sebagai perusahaan perorangan pemilik perusahaan berperan sebagai organisator, manajer sekaligus administrator. Dengan demikian semua fungsi keuangan, prosuksi dan distribusi kesemuanya dibawah kendali keluarga Nitisemito. Untuk memperluas pekerjaan manajerial Nitisemito mengangkat orang-orang kepercayaan (abon).
Perusahaan rokok Nitisemito yang semula hanya merupakan perusahaan kecil dalam perkembanganya menjadi perusahaan besar untuk ukuran waktu itu. Pabrik rokok Nitisemito merupakan usaha manufaktur yang memiliki tenaga kerja diatas 100 orang.
Nitisemito tidak bersedia memanfaatkan lembaga perbangkan yang ketika itu berkembang di wilayah Kudus. Meminjam modal di bank memiliki resiko, terutama jika terjadi gejolak politik. Ketika Jepang masuk di Indonesia, tatanan politik menjadi kacau balau yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan kolaps. Pilihan Nitisemito tepat karena ia sama sekali tidak memiliki hutang ketika terjadi perubahan politik dari penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang.  Niti semito berusaha menggunakan modalnya sendiri untuk keperluan produksi rokok mulai dari pembelian peralatan pabrik, upah tenaga kerja hingga proses distribusinya.  
Untuk masa itu strategi pemasaran/Marketing Nitisemito sungguh sangat luar biasa. Promosi dalam perusahaan Rokok Nitisemito dilakukan dengan dua cara yaitu promosi langsung (penjualan produk di pusat keramaian) dan promosi tidak langsung (pemasangan reklame penayangan iklan di surat kabar, memberi sponsor berbagai kegiatan olahraga dan kesenian, serta memberikan jam dinding pada masjid besar di Kudus.
Bukankah ini mengesankan, patut kita pelajari dan dijadikan contoh, bagaimana seorang pribumi, diera penjajahan belanda, disaat orang-orang tertindas dijajah belanda,menjadi orang jajahan belanda yang tak berdaya, Nitisemito tampil menggangkat harkat dan martabat dirinya bukan orang yang bisa dijajah inlander itu. Nitisemito patut dijadikan pahlawan, contoh dan suri tauladan bagi generasi masa kini di era globalisasi ini untuk meniru jiwa keuletan, pantang menyerah dan disiplin Nitisemito sebagai pengusaha bumiputera untuk mencapai sukses.

No comments:

Post a Comment