Secara ontologis (suatu usaha untuk memperoleh
penjelasan yang benar tentang kenyataan), moral pancasila dan moral komunisme
bertemu dalam nilai-nilai universal manusia. Namun kedua moral di atas terdapat
perbedaan dalam konteks epistemologinya (metode untuk memperoleh pengetahuan).
Dalam filsafat manusia, terdapat nilai-nilai universal yang sama. Beberapa
nilai-nilai universal diataranya; nilai keadilan, kesejahteraan, kejujuran,
keamaan, keerukunan, gotongroyong, persatuan, kecerdasan, dan lain-lain. Bagian
inilah yang disebut tataran ontologis. Sehingga siapa saja pasti setuju tentang
nilai-nilai universal di atas. Hal ini sempat menjadi perhatian oleh Gus Dur.
Tokoh yang satu ini berani berbeda dengan tokoh-tokoh lain, karena memainkan
ontologis. Sempat Gus Dur ingin mencabut TAP MPR Nomor XXV Tahun 1966 yang
berisi tentang pelarangan penyebaran ajaran komunisme, marxisme, leninisme
serta keberadaan PKI. Secara filsafat manusia Gus Dur menang. Namun
secara Ideologis, Gus Dur Kalah.
Kembali pada pembahasan filsafat manusia. Lantas
persoalannya adalah, dengan cara apa nilai-nilai universal itu diperjuangkan.
Inilah pertanyaan subtansial relevan atau tidaknya moral pancasila dan moral
komunis dalam pendidikan Indonesia. Ada dua golongan yang sama-sama bertujuan
memperjuangkan nilai-nilai universal di atas. Dua gologan itu adalah mereka
yang beragama dan meraka yang tidak beragama. Golongan pertama berpandangan
bahwa dengan agama, nilai-nilai universal itu dapat terwujud. Golongan kedua
pun demikian. Dengan tidak agama, nilai-nilai universal juga akan terwujud.
Yang beragama ya memperjuangkan keadilan. Yang tidak beragama juga
memperjuangkan keadilan. Dalam proses lebih lanjut, golongan yang percaya bahwa
dengan agama dapat memperjuangkan nilai-nilai universal menjadi suatu ideologi.
Begitu hal yang mereka yang yakin dengan tidak beragama, juga menciptakan
ideologi. Dalam konteks Indonesia, yang beragama itu disebut ideologi Pancasila.
Selanjutnya yang tidak beragama di sebut dengan komunis.
Epistemologi merupakan pengetahuan benar
berdasarkan ontologisme. Contoh tiga ideologi berikut ini. Petama, ideologi
pancasila yang yakin dalam membangun hubungan vertikal dan horizontal. Kedua,
ideologi liberal yang yakin dalam mewujudkan nilai-nilai universal harus dengan
membangun hubungan horizontal dengan baik, dan hubuangan vertical relative
positif dan negatif. Selanjutnya ideologi sosialisme komunis yang berpandangan
bahwa hubungan vertikal tidak perlu di jalankan, yang perlu dijalankan adalah
hubungan horizontal. Pola hubungan yang beragam ini tidak lain hanya bertujuan
untuk memperjuangan nilai-nilai universal di atas tadi.
No comments:
Post a Comment