Friday, May 3, 2013

Relevansi Ideologi Komunis dengan Ideologi Pancasila



Secara   ontologis (suatu usaha untuk memperoleh penjelasan yang benar tentang kenyataan), moral pancasila dan moral komunisme bertemu dalam nilai-nilai universal manusia. Namun kedua moral di atas terdapat perbedaan dalam konteks epistemologinya (metode untuk memperoleh pengetahuan). Dalam filsafat manusia, terdapat nilai-nilai universal yang sama. Beberapa nilai-nilai universal diataranya; nilai keadilan, kesejahteraan, kejujuran, keamaan, keerukunan, gotongroyong, persatuan, kecerdasan, dan lain-lain.  Bagian inilah yang disebut tataran ontologis. Sehingga siapa saja pasti setuju tentang nilai-nilai universal di atas. Hal ini sempat menjadi perhatian oleh Gus Dur. Tokoh yang satu ini berani berbeda dengan tokoh-tokoh lain, karena memainkan ontologis. Sempat Gus Dur ingin mencabut TAP MPR Nomor XXV Tahun  1966 yang berisi tentang pelarangan penyebaran ajaran komunisme, marxisme, leninisme serta keberadaan PKI. Secara filsafat manusia Gus Dur menang. Namun  secara Ideologis, Gus Dur Kalah.
Kembali pada pembahasan filsafat manusia. Lantas persoalannya adalah, dengan cara apa nilai-nilai universal itu diperjuangkan. Inilah pertanyaan subtansial relevan atau tidaknya moral pancasila dan moral komunis dalam pendidikan Indonesia. Ada dua golongan yang sama-sama bertujuan memperjuangkan nilai-nilai universal di atas. Dua gologan itu adalah mereka yang beragama dan meraka yang tidak beragama. Golongan pertama berpandangan bahwa dengan agama, nilai-nilai universal itu dapat terwujud. Golongan kedua pun demikian. Dengan tidak agama, nilai-nilai universal juga akan terwujud. Yang beragama ya memperjuangkan keadilan. Yang tidak beragama juga memperjuangkan keadilan. Dalam proses lebih lanjut, golongan yang percaya bahwa dengan agama dapat memperjuangkan nilai-nilai universal menjadi suatu ideologi. Begitu hal yang mereka yang yakin dengan tidak beragama, juga menciptakan ideologi. Dalam konteks Indonesia, yang beragama itu disebut ideologi Pancasila. Selanjutnya yang tidak beragama di sebut dengan komunis.
Epistemologi merupakan pengetahuan benar berdasarkan ontologisme. Contoh tiga ideologi berikut ini. Petama, ideologi pancasila yang yakin dalam membangun hubungan vertikal dan horizontal. Kedua, ideologi liberal yang yakin dalam mewujudkan nilai-nilai universal harus dengan membangun hubungan horizontal dengan baik, dan hubuangan vertical relative positif dan negatif. Selanjutnya ideologi sosialisme komunis yang berpandangan bahwa hubungan vertikal tidak perlu di jalankan, yang perlu dijalankan adalah hubungan horizontal. Pola hubungan yang beragam ini tidak lain hanya bertujuan untuk memperjuangan nilai-nilai universal di atas tadi. 

No comments:

Post a Comment